Rabu, 09 September 2009

Suka duka Panitia Reuni

Persiapan kurang lebih satu tahun,diawali omong-omongkemudian contect-contect,antara Ningrum, Deni,Haryoto,Eko,Maryono,ternyata ada perasaan yang sama antara kami,kemudian maryono suruh kami (Eko,Deni,Haryoto) untuk reng-reng kira-kira berapa dana yang dibutuhkan tuk gelar acara Temu Konco alias Reuni ini,kami hitung secara kasar kira-kira jatuhnya budget sikar 15 juta,Kalau dengar cerita Maryono yang katanya udah jadi orang kaya di Seberang sana,dana itu tak jadi masalah,tapi Maryono dengan bijaksana minta untuk bicara dengan teman teman yang lain,sementara Ningrum sibuk telpon sana - sini cari-cari temen-temen yang sudah menyebar di seluruh dunia,satu persatu no.telp didapat,ada yang merespon dengan positif ada yang biasa-biasa saja ada juga yang cuex alias tak mau ikut,Kemudian dilanjutkan pertemuan di Rumah Ningrum pada Hari Raya Tahun lalu yang dihadiri beberapa gelintir orang ( Ningrum,Andi,Marsudi,Haryoto,Naning dll)sepakat mau mengadakan reuni tapi juga ada misi lanjutan yaitu jika ada dana lebih maka akan membantu teman-teman yang sekiranya bernasib kurang beruntung.Juga disepakati bahwa dana akan dicari dari para donatur ( teman-teman yang sukses).Pertemuan berikutnya bulan Desember 2008 di President Lesehan ada temen yang siap untuk memfasilitasi ,hadir pertemuan itu ( Marji,Eko,Haryoto,Deni,Naning dll)pembicaraan mengerucut,solusi sudah mulai nampak,akhirya sepakat membuka rekening dan mendata temen - temen yang sekiranya mau jadi donatur.Ningrum yang di Jakarta terus menerus melobi para donatur,juga panitia yang lain menyiapkan proposal secara terperinci,kepanitiaan terbentuk.Waktu terus berjalan hari-demi hari,bulan demi bulan rekening masih kosong belum terisi,baru bulan keempat mulai masuk Rp.200.000,kemudian Rp.100.000, dan terus mulai masuk sampai bulan keenam masuk menjadi Rp 400.000.kami mulai ragu-ragu maka setiap ditanya guru-guru SMP Sukomoro yang sudah tahu info ini hanya kami jawab insyaallah.Kemudian dilanjutkan pertemuan di rumah Wiwik yang dihadiri Parno Tris Hadiono,Marji,Eko,Haryoto,Deni,Haryanto dll.kami sepakat terus melanjutkan program ini,kami langsung bergerak ke SMP Sukomoro mengambil data buku Induk siswa,kemudian kami foto copy,kami amati ,kami teliti satu persatu,kami bentuk koordinator masing-masing wilayah untuk menggali data temen - temen tentang posisi nya sekarang,kalau bisa cari no telpnya.Kami terus bergerak,komunikasi,setelah ketemu menjelaskan maksud dan tujuan kami.Inilah suka duka kami bergerak keliling wilayah Sukomoro mencari jejak para alumni yang sudah 23 tahun tak tahu rimbanya,setiap berhasil menemukan orangnya atau no.telpnya kami sudah merasa senang ada amunisi lagi,kami berprinsip bahwa Sukomoro itu tidak Luas masih Luas Nganjuk,masih Luas Surabaya/Jakarta maka kami dan temen-temen tak kenal lelah disela-sela kesibukan kami bekerja ,untuk terus mencari informasi keberadaan saudara-saudara kami.Bahkan kami sempat berjam-jam menunggu karena yang kami tunggu masih di sawah,setelah pulang kami masih ragu-ragu apakah benar ini temanku SMP dulu karena wajah dan penampilan sudah berubah seiring berjalan nya waktu 23 tahun kami berpisah.Setelah delapan bulan dana direkening sudah terkumpul Rp 1.300.000,kami terus berpikir bagaimana ya caranya?bahkan kami berpikir alternatif terakhir kalau tidak ada dana maka acara ini kami tunda,ada yang usul iuran tiap anggota,tapi itu b anyak juga yang menentang karena memang misi kami ingin menumbuhkan kesadaran,kesukarelaan,partisipasi dari teman-teman berapapun nilainya sangat kami hargai.Setelah bulan ke sembilan alhamdulillah ada dana masuk Rp.5000.000,kemudian Rp1.500.000 jumlahnya sudah mendekati Rp 8.000.000.Lobi terus intensif dilakukan entah berapa ribu pulsa yang habis ndak masalah,kami terus konsolidasi antar panitia,akhirnya kami merencanakan membuat proposal bayangan jika dana hanya berhenti Rp.8.000.000,maka yaitu yang kami operasionalkan sehingga ada pos pos yang dikurangi.Akhirya pada suatu hari ada teman yang datang ke kami dengan diam - diam dia membawa uang segar Rp.10.000.0000,dengan pesan jangan diekspos dulu nanti aja pas acara rapat,amanah itu kami pegang,maka pas rapat di RM lesehan dengan dihadiri seluruh panitia, kami sampaikan suntikan dana itu,kami lihat teman-teman panitia merasa plong dan lega maka program insyaallah akan berjalan sesuai rencana.Kami terus bergerak mempersiapkan segala sesuatu keperluannya dan kami tidak akan menghambur-hamburkan dana itu kami tetap bergerak sesuai rel yaitu proposal yang ada,dan program kami yang akan membantu saudara-saudara kami yang bernasib kurang beruntung akan kami bantu,walau setelah acara reuni ini kepengurusan mau diganti asal sesuai kesepakatan bersama itu tidak masalah,bagi kami kalau itu program yang baik tetap kami suport dan kami dukung.sampai saat ini alhamdulillah terus mengalir dana dari teman -teman,dan kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan bantuan dana,tenaga,motivasi,dan semu saja yang ikut mendukung acara ini.Undangan sudah di sebar kami pesen sama korwil untuk betul-betul mengharapkan mereka datang sekeluarga gratis ndak usah urunan,jika ada yang sekiranya minder atau enggan datang maka kami panitia inti akan mendatangi dan memberi motivasi,ini even yang langka 25 tahun tak ketemu teman,semua sudah banyak yang berubah,sudah banyak yang sukses siapa tahu kalau kita belum kerja ada yang nawari pekerjaan, atau mungkin nanti anak-anak kita kalau mau cari kerja ada yang mengusahakan,karena memang ada yang nawari un tuk kerja di tempatnya bagi teman-teman yang masih nganggur jika mau.Langkah kami nanti saat Hari Raya seluruh korwil harus memberi ucapan selamat Hari Raya dan mengingatkan teman-teman untuk datang reuni,kami juga memback up dengan cara yang sama tentunya untuk temen yang punya hp.Guru-guru di samping Undangan juga sudah kami telpon agar sudi hadir untuk acara ini.persiapan insyallah sudah 90 % matang tinggal pelaksanaan,semoga tak ada aral,mohon do'a restu kepada semua pihak untuk suksesnya pelaksanaan ini ....amin.


Baca Selengkapnya......

Minggu, 06 September 2009

Dari Candi ke Candi dengan Sepeda Onthel

Kali ini kita membuka kembali memori kita ketika diajak bu Dwiyah menyusuri jalan sepanjang Sukomoro-nganjuk-Loceret,mengamati citus sejarah candi Boto( candi Lor ),dengan naik sepeda onthel ada yang berboncengan mengayuh sepeda onthelnya yang butut diterpa angin ,sampai juga di candi Boto,Bu Dwiyah menjelaskan tentang citus candi tersebut,katanya peninggalan Raja-Raja jaman dulu bahkan katanya abu Mpu Sindok juga di simpan di sana,seperti seorang arkeolog anak anak mengamat-amati,pegang-pegang dsb,waktu itu belum ada yang punya kamera , ya untuk mengabadikan action itu, si bakri dan jarot yang pinter nggambar itu,dia bawa potlot dan buku gambar,anak-anak action terus di gambar oleh bakri dan jarot.Tidak sampai di sini ,perjalanan di lanjutkan naik ke kuncir ke candi Ngetos,wuah kalau ini lumayan berat cross country nya,medan menanjak ,jarak jauh,ada sepeda teman yang bocor wah jadi nuntun ni,tapi akhirnya dengan susah payah sampai juga di Candi Ngetos,kami lihat-lihat,tanya-tanya,guyon-guyon,wah kesel-kesel jadi hilang kalau sudah bersenda gurau gini,asyik rasanya,itulah pelajaran yang sangat contextual yang disampaikan bu Dwiyah,coba bu anak-anak sekarang diajak ke candi Ngetos naik sepeda onthel ok ndak...he..he

Baca Selengkapnya......

Pelajaran penuh makna

hi..temen-temen masih ingat waktu pelajaran sejarah di suruh bermain peran/sosio dramayaitu ketika kita disuruh memerankan tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia,dengan tema "RENGASDENGKLOK" ya ibu Dwiyah Selasmini,guru yang sabar dan telaten ngajari anak-anak bermain drama memerankan Sukarno,Hatta,ternyata itu sangat membekas di hati kami sampai sekarang Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari "penculikan" yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (a.l. Adam Malik dan Chaerul Saleh dari Menteng 31 terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Kamis, 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong. Naskah teks proklamasi sudah ditulis di rumah itu. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang Rengasdengklok pada Rabu tanggal 15 Agustus, karena mereka tahu esok harinya Indonesia akan merdeka.

Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.wuah ...trimakasih bu Dwiyah ternyata pelajaran itu masih membekas dan bermakana sekali daripada hanya sekedar cerita atau dongeng,masih nggak ya bu cara mengajar seperti itu?


Baca Selengkapnya......

Guruku,Gurumu,Guru kita semua

"Masih ingat guru yang sering mengucapkan kata "secara otomatis"coba ingat-ingat siapa dia seorang guru PMP sekarang Pkn,itulah gaya Pak guru kita ini ketika mengajar. Kata-kata diatas yang sering dilontarkan ketika memberikan wawasan kebangsaan dan kewarganegaraan di kelas. Tak heran, anak-anak banyak yang menirukan kata-kata beliau,"secara otomatis".....,itulah gaya pak Roni,walau dia guru baru pindahan dari Jawa Barat,namun cepet familier dengan anak-anak,sekarang dia sudah pensiun,konon kabar terakhir dia ikut putranya di Malang,semoga pak Saroni sempat baca tulisan ini,salam hormat untuk Pak Roni.Kalau ini satu lagi ada guru yang kalau menerangkan tidak pernah lupa mengucap kata "secara langsung maupun tidak langsung"ayo siapa itu,dia guru Fisika/IPA yang sejatinya berbacground Matematika yaitu pak Sulistiyono,kami yang pernah berguru ,masih ingat betul aku kata-kata itu ,sekarang sudah jadi bos / Kepala sekolah, Selamat pak Sulis semoga tak lupa dengan kami anak didik si sulung SMP Sukomoro.Kalau ini lain lagi seorang ibu guru yang sangat sabar,tekun, kalem,familier dan pinter,bahkan idola bagi sebagian besar anak-anak waktu itu, terrmasuk saya sangat mengidolakan beliau sampai-sampai aku ingin seperti beliau yaitu guru matematika dan alhamdulillah sudah keturutan,yaitu bu Wiwik Sumaryati,trim's bu Wiwik atas semua ilmunya insyaallah terus aku amalkan supaya menjadi amal jariyah bu Wiwik,yang saat-saat ini sedang menunggu sk penempatan sebagai Kepala Sekolah,Semoga cepat turun bu SK nya biar jadi bos seperti pak Sulis,pak Hari Sutarto,dan yang lain semoga cepet nyusul....amin.


Baca Selengkapnya......

Jumat, 04 September 2009

Pelajaran Agraria

Pada saat kami Sekolah dulu ada pelajaran keterampilan terikat yaitu Agraria/bertanikami diajari cara menanam berbagai macam tanaman ,waktu kelas I kami menanam kacang panjang,terong,dsb,dengan lokasi di belakang SD Sukomoro I,tiap kelas diberi sepetak lahan untuk digarap kami bersaing dengan kelas lain memang sebagian besar kami adalah anak petani,jadi tidak ada kecanggungan untuk pelajaran itu,Nah setelah kami kelas 2 pindah di gedung baru lahan pertanian kami malah semakin luas,gurunya Pak Parmun guru Agama yang nyambi petani sukses,kriteria penilaiannya pun sangat gampang,pokoknya bawa 1 buah cangkul nilai 8,bawa 1 buah sabit nilai 7,tidak bawa apa-apa tak dapat nilai,tapi kenyataannya ada 1 cangkul yang nilainya 32,karena waktu diabsen oleh pak Parmun cangkul diacungkan sudah dapat 8,kemudian diam-diam cangkul dioper ke teman lain,diabsen cangkul yang sama diacungkan lagi begitu seterusnya sampai 4 anak tanpa sepengetahuan pak Parmun jadi nilai 1 cangkul itu jadi 32 anak-anak tertawa-tawa bisa ngelabuhi pak Parmun he..he..Ma'af lho pak Parmun.tapi bukan berarti pelajaran itu tiada hasil,karena sawah yang di cangkuli oleh anak laki-laki sampai belepotan dan pasti habis pelajaran kami mandi di sumur bor seberang sekolahan dan ganti baju,kemudian anak perempuannya yang menanam padi ( tandur) ,padi kami rawat,kami pupuk dan berhasil kami panen ,hasilnya lumayan untuk uang kas kelas dan dapat kami gunakan untuk tambahan bayar biaya studytour ke Yogya waktu itu, he..he... lumayan trimakasih pak Parmun,Salam Hormat dari kami alumni angkatan I

Baca Selengkapnya......